Salmonella

SALMONELLA

Ordo                : Eubacteriales

Famili              : Enterobacteriaceae

Genus              : Salmonella

Species            : Salmonella typhosa, Salmonella paratyphi A,B,C dll

Salmonella adalah kuman pathogen bagi manusia, sedang pada hewan tidak menyebabkan infeksi. Sosial ekonomi masyarakat, pendidikan, sanitasi yang buruk memegang peranan penting dalam penyebarab penyakit ini.

Salmonella masuk melalui mulut bersama makanan atau minuman, sebagian kuman mati oleh asam lambung, tetapi yang lolos masuk ke usus halus dan berkembang biak di ileum.Di sini terjadi fagositosis oleh sel kelenjar getah bening yang kemudian ke usus. Kuman ini membuat nekrosis, dapat menyebabkan perdarahan dan perforasi. Kemudian darah menyebar ke organ seperti limpa, hati, sumsum tulang belakang, kantung empedu dan tumbuh subur didalamnya.

Semua Salmonella menyebabkan penyakit yang pada umumnya disebut Salmonellosis, dibagi menjadi 4 golongan :

1. Golongan Gastroenteritis (food poisning) : Misalnya oleh

Salmonella typhimurium

    – Salmonella dublin

    – Samonella newport

    – Salmonella enteritidis

2. Golongan bakteriemi (septikhemi) : Oleh Salmonella cholera-suis

    Infeksinya peroral kemudian masuk ke peredaran darah, GIT (saluran pencernaan tidak

terjangkit, dapat menyebabkan lesi lokal bernanah, abses, meningitis, osteomyelitis,

pneumonia, endocarditis. Banyak terjadi pada orang dengan lingkungan buruk.

3. Golongan Enterik fever (Typhoid fever/typhus abdominalis), disebabkan oleh :

Salmonella typhi

    – Salmonella paratyphi A

    – Samonella paratyphi B ( schottmulleri)

    – Salmonella paratyphi C (hurschfeldii)

4. Golongan carrier stat : yang menyebabkan manusianya menjadi carrier

MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI

1. Gram negatip batang pleimorf, tidak berspora

2. Bergerak dengan flagel peritrich dan tidak bergerak (Salmonella pullarum dan

   Salmonella gallinarum)

3. Tumbuh subur pada media sederhana (MC,SS dll )

Tidak meragikan laktosa dan sukrosa

4. Membentuk asam dan gas dari glukosa, maltosa, manit dan dekstrin

5. Resisten terhadap es dan zat kimia tertentu (brilliant green, Na tetrationat, Natrium

dioksicolat) senyawa ini menghambat kuman koliform, berguna untuk mengisolasi

kuman ini dari tinja.

6. Spesies Salmonella dapat diidentifikasi dengan tes biokimia dan analisa antigenik atau

reaksi lisis dengan bakterio fage

7. Mati pada 560 C atau dikeringkan beberapa jam. Dalam air mati selama 4 minggu

Lama-lama mati. Dalam comberan tahan sampai 6 minggu

8. Sensitif terhadap chloramphenicol dan bactrim.

STRUKTUR ANTIGEN

1. Antigen H

Berasal dari flagella, termolabil (diinaktifkan pada suhu diatas 600C, tidak tahan asam,

alkohol dan fenol.Dengan formalin flagel akan terfiksasi pada dinding kuman

sehingga dapat menutupi Ag O (O inaglutinable). Bila disuntikan pada hewan

percobaan akan diperoleh zat anti aglutinin H. Antigen ini digunakan untuk tes

serologi (widal) tampak seperti kapas.

Ada 2 fase : Fase 1 disebut flagel Ag spesifik, fase 2 flagel Ag nonspesifik. Galur yang

mempunyai fase 1 dan 2 disebut difasik. Sedangkan galur yang mempunyai satu fase

disebut monofasik.

2. Antigen O

Disebut juga Ag somatik, berasal dari bagian dinding sel terdiri dari lipopolisakarida,

membentuk agglutinasi granuler, somatik di dalam tubuh, termostabil (1000C) tahan

asam dan alkohol. Pada pemanasan 450C selama 30 menit dalam alkohol absolut Ag-H

akan hilang, sedangkan Ag-O tetap ada. Dengan demikian kita dapat membentuk

antibodi terhadap O untuk pemeriksaan serologi. Bersifat endotoksin dan mempunyai

efek menimbulkan panas, toksis, antibodi spesifik (IgM)

Ag ini dapat dibuat dari kuman yang tidak berflagel atau yang flagelnya dihilangkan

Dengan pemanasan atau dengan alkohol. Reaksi Widal terjadi lambat dan berbentuk

seperti pasir.

3. Antigen Vi

Disebut juga Ag kapsul, berasal dari lapisan pembungkus kuman, lebih luar dari  somatik

, zat anti Vi bersifat protektif, substansi Vi melindungi kuman terhadap fagositosis dan

efek litik zat anti dari komplemen.

Sering mengganggu agglutinasi dari O-Ag, termolabil (600C selama 1 jam), tidak tahan

fenol dan asam. Strain yang mempunyai Ag ini lebih virulen, tidak selalu ada pada setiap

jenis Salmonella, bila ada dapat menutupi O-Ag (hilang setelah dipasasi invitro (media)

Variasi : H-Ag hilang gerak negatip

O-Ag hilang koloni  kuman biasanya rough (kasar)

Vi-Ag hilang kuman menjadi avirulen

Sifat tersebut dapat digunakan untuk klasifikasi kuman ini ,hal ini dicoba oleh Kaufman &

White.

GAMBARAN KLINIK

Berdasarkan gambaran klinis Salmonella dibagi 2 golongan :

1. Golongan Enteric fever (demam enterik)

Menyebabkan infeksi usus disertai demam dan bakterinya menyebar ke tubuh.

Penyebab adalah :

Salmonella typhi

    – Salmonella paratyphi A

    – Samonella paratyphi B ( schottmulleri)

    – Salmonella paratyphi C (hurschfeldii)

Datang tidak dapat diduga badan sehat tiba-tiba panas meningkat selama 4-6 hr,

diselang-selangi turunnya suhu badan dan naik lebih tinggi lagi diselang-selingi dengan

turunnya suhu badan, dan naik lebih tinggi lagi. Sakit kepala makin hebat disertai sakit

tungkai dan sendi serta batuk-batuk. Pemeriksaan laboratorium ditemukan leukopeni dan

eosinofili., pada minngu pertama limpa apabila ditekan nyeri disertai mencret. Minggu II

infeksi makin berat,minggu ke 3 terjadi toksinemia dapat timbul hemoragik, perforasi ,

dan peridonitis penderita bisa meninggal Apabila teratasi maka penderita mengalami fase

penyembuhan.

2. Golongan food poisning ( keracunan makanan )

Menimbulkan penyakit pada hewan tetapi bisa menyerang manusia dalam bentuk

keracunan makanan Golongan ini mempunyai daya patogen lebih rendah dibandingkan

gol enteric fever, menimbulkan gastroenteritis bisa menyebabkan demam tapi bakteri

tidak menyebar keseluruh tubuh,contohnya Salmonella typhimurium.

3. Golongan Bakteriemi

Salmonella masuk kedalam tubuh peroral karena melalui 6F (Faeces, food, fluid, fruit

dan vegetables, finger,fly ). Untuk menimbulkan penyakit jumlah Salmonella diatas

5 x 108 karena asam lambung akan membunuh sebagian kuman yang masuk. Setelah itu

kuman masuk kedalam usus halus kemudian ke sub mukosa 24 jam setelah kuman masuk

kedalam tubuh. Tubuh bereaksi dengan memfagositosis oleh makrofag . Pada sel fagosit

kuman berkembang biak dan sel pecah dan mati, kuman masuk ke kelenjar limfa masuk

ke aliran darah, peristiwa ini disebut BAKTERIEMI I.

Pada hari ke 7-10 kuman masuk ke limfa dan hati ditangkap oleh sel RES , disini kuman

Berkembang biak lagi sehingga sel RES hancur, kuman menyebar kedalam darah , maka

Terjadilah Bakteriemi II. Kuman menjadi banyak dan juga banyak yang mati dan endo-

toksin dikeluarkan ke organ tubuh, sehingga menimbulkan banyak kerusakan :

a.       Masuk ke tulang menimbulkan periostitis atau osteomyelitis

b.      Masuk ginjal menyebabkan abses ginjal

c.       Massuk ginjal menyebabkan endocarditis ulserativa

d.      Masuk ke paru-paru menyebabkan empiema atau pnemonia

Setelah bakteriemi II kuman masuk ke kandung empedu dan tumbuh subur,masuk ke

Duodenum dan ileojejenum menyebabkan nekosis ulkus, perdarahan, ferporasi sampai

Kematian atau peritonitis generalisasi. Selain itu kuman bersembunyi dan berkembang

biak di kandung empedu yang kemudian menjadi carrier bila sembuh kuman keluar

melalui tinja dan urine. Ini sangat berbahaya bagi lingkungan dapat berlangsung selama

beberapa bulan sampai tahun.

PATOGENESIS

        Keganasan bakteri ini didasarkan atas :

1.      Kemampuan kuman untuk bertahan hidup dan berkembang biak terus secara intrasel

2.      Adanya endotoksin

3.      Ditemukannya mikrokapsul pada badan bakteri melindungi bakteri dari lisis oleh antibiotika, komplemen dan menghalangi fagositosis

Sebaiknya penderita dirawat di RS agar terkontrol. Pengobatan biasanya dengan kloramphenikol atau ampicilin tetapi sudah banyak yang resisten bisa juga sulfa trimetoprim, sulfametaksasol, bactrim dapat sebagai pengganti.

EPIDEMIOLOGI

Sumber infeksi adalah makanan dan minuman yang tercemar Salmonella

1.      Sumbernya

a. Air yang tercemar oleh tinja penderita atau carrier menyebabkan epidemi

b. Kerang dapat menjadi infektif karena air tempat hidupnya tercemar

c. Telur bebek yang terkontaminasi

d. Kelapa yang dikeringkan

e. Daging, susu dan hasil olahannya yang tercemar

f. Pewarna makanan

g. Hewan peliharaan seperti kucing, anjing

2.      Asal kuman

a. Carrier  : kurang lebih 3 % dari penderita yang sembuh menjadi carrier, kuman

bersembunyi dan berkembang biak dalam kandung empedu masuk usus dan bercampur dengan tinja menyebar ke lingkungan sekitarnya.

b. Hewan peliharaan , ternak unggas dapat terinfeksi.

PENCEGAHAN

1.      Sanitasi lingkungan yang baik

2.      Memasak makanan dan minuman dengan sempurna serta kemasan yang rapih.

3.      Pemberantasan lalat sebagai vektor

4.      Vaksinasi walaupun daya lindungnya singkat 2-6 bulan.

PEMERIKSAAN LABORATIUM

1.      Tinja

2.      Darah dan sumsum tulang

3.      Urine

Nggak sulit kog jadi bloger ..

Salam semangat untuk calon bloger yang ingin belajar  membuat blog dengan mudah dan tidak mengeluarkan biaya apapun.  Jika kita mempunyai blog sendiri maka akan banyak manfaat yang sahabat peroleh memberi sekaligus mendapatkan ilmu pengetahuan dan informasi, punya banyak teman, punya media sendiri di internet, mengasah kemampuan beragumen, media sharing dan dapat menuangkan ide, pemikiran serta pengalaman yang bermanfaat bagi pengunjung blog.

Apabila sahabat masih berfikir bahwa membuat blog itu susah, maka buanglah fikiran sahabat karena membuat dan memiliki blog sendiri sangatlah mudah. Berikut saya berikan langkah – langkah untuk membuat blog, namun perlu diperhatikan syarat untuk membuat blog dan syaratnya cukup mudah antara lain : sahabat harus memiliki account e-mail yang aktif bisa dari yahoo, Gmail dan hotmail, karena e-mail nantinya akan melakukan proses auntentifikasi blog yang sahabat buat, kedua tentunya harus terkoneksi dengan internet.

Langkah Membuat Blog

  1. Jalankan browser Anda kemudian buka http://www.wordpress.com. Tunggu hingga muncul tampilan awal WordPress.com.
  2. Klik Get Started Here
  3. Isi formulir yang telah tersedia pada gambar  di bawah ini.
  4. Selanjutnya Anda diminta untuk melakukan aktivasi blog dengan cara mengeklik link yang dikirimkan ke email Anda.
  5. Jika Anda sudah masuk ke email Anda klik link yang ada di pesan email anda.
  6. Setelah Anda klik link tersebut maka Anda akan langsung menuju halaman dashboard. Ini artinya akun Anda telah aktif dan blog Anda telah jadi.
  7. Agar account Anda dikunjungi  banyak pengunjung maka perlu halaman yang indah dan menarik, untuk mendukung agar tampilan indah dan menarik design tampilan themes yang menarik menurut Anda :
  • Pilih menu design (tampilan)pada administrator menu, pilih salah satu tema dengan klik tema yang Anda inginkan, tunggu proses loading.
  • Setelah Anda klik tema pilihan Anda, Anda harus klik aktivasi template Anda seperti gambar di bawah ini.
  • Setelah itu Anda masuk ke dashboard untuk melihat halaman admin blog Anda seperti gambar di bawah ini.

Cukup mudah bukan, sahabat ?

Sahabat telah berhasil membuat blog anda sekarang. Hanya perlu ikuti saja langkah-langkah seperti diatas anda sudah bisa mendapatkan blog secara gratis di wordpress.

semoga bermanfaat..

Salam Semangat dan terus gali ilmu sedalam mungkin. !!!

Pengolahan Limbah Farmasi Rumah Sakit

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, sebagai penunjang kesejahteraan masyarakat banyak, rumah sakit menjadi salah satu tempat dalam mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Rumah sakit merupakan salah satu upaya peningkatan kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan dan tempat praktik dokter yang juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, seperti ruang operasi, laboratorium, farmasi, administrasi, dapur, laundry, pengolahan sampah dan limbah, serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Selain membawa dampak positif bagi masyarakat, yaitu sebagai tempat menyembuhkan orang sakit, rumah sakit juga memiliki kemungkinan membawa dampak negatif. Dampak negatifnya dapat berupa pencemaran dari suatu proses kegiatan, yaitu bila limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik.

Dalam pengolahan limbah Rumah sakit tidak hanya menghasilkan limbah organik dan anorganik, tetapi juga limbah infeksius yang mengandung bahan beracun berbahaya (B3). Dari keseluruhan limbah rumah sakit, sekitar 10 sampai 15 persen di antaranya merupakan limbah infeksius yang mengandung logam berat, antara lain mercuri (Hg). Sekitar 40 % lainnya adalah limbah organik yang berasal dari sisa makan, baik dari pasien dan keluarga pasien maupun dapur gizi.Sisanya merupakan limbah anorganik dalam bentuk botol bekas infus dan plastik.

Air limbah yang berasal dari rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran air yang sangat potensial. Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa organik yang cukup tinggi, mengandung senyawa-senyawa kimia yang berbahaya serta mengandung mikroorganisme pathogen yang dapat menyebabkan penyakit (Said, 2003). Pengelolaan limbah RS yang tidak baik akan memicu resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien ke pekerja, dari pasien ke pasien, dari pekerja ke pasien, maupun dari dan kepada masyarakat pengunjung RS. Tentu saja RS sebagai institusi yang sosioekonomis karena tugasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tidak terlepas dari tanggung jawab pengelolaan limbah yang dihasilkan. Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan awak RS maupun orang lain yang berada di lingkungan RS dan sekitarnya, Pemerintah (Depkes) telah menyiapkan perangkat lunak berupa peraturan, pedoman dan kebijakan yang mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan di lingkungan RS, termasuk pengelolaan limbah RS.

Pada tahun 1999, WHO melaporkan di Perancis pernah terjadi 8 kasus pekerja kesehatan terinfeksi HIV, 2 di antaranya menimpa petugas yang menangani limbah medis. Hal ini menunjukkan bahwa perlunya pengelolaan limbah yang baik tidak hanya pada limbah medis tajam tetapi meliputi limbah rumah sakit secara keseluruhan. Namun, berdasarkan hasil Rapid Assessment tahun 2002 yang dilakukan oleh Ditjen P2MPL Direktorat Penyediaan Air dan Sanitasi yang melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota, menyebutkan bahwa sebanyak 648 rumah sakit dari 1.476 rumah sakit yang ada, yang memiliki insinerator baru 49% dan yang memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebanyak 36%. Dari jumlah tersebut kualitas limbah cair yang telah melalui proses pengolahan yang memenuhi syarat baru mencapai 52% 1.

Hasil dari kualitas pengolahan limbah cair tidak terlepas dari dukungan pengelolaan limbah cairnya. Suatu pengelolaan limbah cair yang baik sangat dibutuhkan dalam mendukung hasil kualitas effluent sehingga tidak melebihi syarat baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan sekitar.

Salah satu jenis limbah rumah sakit adalah limbah farmasi yaitu berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat- obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat- obatan. Limbah farmasi hendaknya dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan, karena limbah ini merupakan sumber racun yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Oleh karena pentingnya pengelolaan limbah rumah sakit maka disusun proposal ini yang akan membahas mengenai pengolahan limbah Rumah Sakit, meliputi antara lain klasifikasi limbah rumah sakit, sumber-sumbernya, serta metode-metode pengolahan limbah tersebut terutama limbah rumah sakit farmasi.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

  1. Apa yang dimaksud dengan limbah farmasi pada rumah sakit ?
  2. Apa saja jenis – jenis penanganan limbah medis pada suatu rumah sakit ?
  3. Apa saja teknik pengolahan sampah farmasi. ?

Bagaimana penanganan dan metode pengolahan limbah rumah sakit pada farmasi yang paling efektif dan aman diantara jenis – jenis penanganan limbah tersebut ?

C.    Tujuan

1. Tujuan umum

Mengetaui jenis – jenis penanganan serta metode pengolahan limbah farmasi di suatu rumah sakit.

2. Tujuan khusus

Mengetahui langkah – langkah pengolahan limbah farmasi pada rumah sakit yang paling efektif, agar dapat dilakukan proses pembuangan limbah farmasi tanpa mencemari lingkungan sekitar.

 D.    Manfaat

  1. Ilmu Pengetahuan

Menambah pengetahuan di bidang pengolahan limbah, khususnya mengenai penanganan serta metode pengolahan limbah farmasi di suatu rumah sakit agar dapat dilakukan proses pembuangan limbah farmasi tanpa mencemari lingkungan sekitar dan dapat menimbulkan penyakit.

 2. Kesehatan Lingkungan

Dapat mengendalikan limbah farmasi yang dihasilkan oleh rumah sakit agar tidak mencemari lingkungan sekitar dengan melakukan pengolahan yang baik, efektif, dan aman sesuai dengan metode pengolahan yang tepat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 A.    LANDASAN TEORI

1. Pengertian limbah secara umum

Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan  dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat  berupa gas dan debu,cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).

Definisi dari limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,flammabi lity,reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.

2. Pengertian limbah Rumah Sakit

Limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.

3. Jenis-Jenis limbah Rumah Sakit

Jenis-jenis limbah rumah sakit meliputi bagian sebagai berikut ini :

 a. Limbah klinik

Limbah klinik yaitu Limbah yang dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin pembedahan dan di unit-unit resiko tinggi. Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan resiko tinggi infeksi kuman dan populasi umum dan staf Rumah Sakit. Oleh karena itu perlu diberi label yang jelas sebagai resiko tinggi. Contoh limbah jenis tersebut ialah perban atau pembungkusyang kotor, cairan badan, anggota badan yang diamputasi, jarum-jarum dan semprit bekas, kantung urine dan produk darah.

b. Limbah Patologi

Limbah ini juga dianggap beresiko tinggi dan sebaiknya diautoclaf sebelum keluar dari unit patologi. Limbah tersebut harus diberi label biohazard.

c. Limbah bukan klinik

Limbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang tidak berkontak dengan cairan badan. Meskipun tidak menimbulkan resiko sakit, limbah tersebut cukup merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk mengangkut dan menbuangnya.

d. Limbah dapur

Mencakup sisa-sisa makanan dan air kotor. Berbagai serangga seperti kecoa, kutu dan hewan pengerat seperti tikus merupakan gangguan bagi staf maupun pasien di Rumah Sakit.

e. Limbah radioaktif

Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.

f. Limbah Farmasi

Limbah farmasi merupakan salah satu jenis sampah medis atau merupakan sampah berbahaya yang pengelolaannya harus diperhatikan. Beberapa contoh sampah farmasi adalah obat – obatan,vaksin,serum,yang tidak digunakan lagi,botol obat yang beresidu, dll.Limbah farmasi dapat berupa senyawa kimia toksik maupun non toksik, baik dalam bentuk padat, cair, maupun uap.

 

BAB III

METODE PENGOLAHAN

 A.    Jenis Metode Pengolahan Limbah Farmasi

1. Pengolahan Limbah Farmasi Berjumlah Kecil

a. Pembuangan Landfill

b. Encapsulation

c. Pemendaman yang aman di wilayah rumah sakit

d. Pembuangan ke saluran pembuangan atau selokan

f. Insenerasi

2.  Pengolahan Limbah Farmasi Berjumlah Besar

a. Encapsulation

b. Insenerasi

B.     Metode Pengolahan Limbah Farmasi yang Dipilih

            Limbah medis termasuk dalam kategori limbah berbahaya dan beracun (LB3) sesuai dengan PP 18 thn 1999 jo PP 85 thn 1999 lampiran I daftar limbah spesifik dengan kode limbah D 227.  Dalam kode limbah D227 tersebut disebutkan bahwa limbah rumah sakit dan limbah klinis yang termasuk limbah B3 adalah limbah klinis, produk farmasi kadaluarsa, peralatan laboratorium terkontaminasi, kemasan produk farmasi, limbah laboratorium, dan residu dari proses insinerasi.

            Metode insenerasi merupakan metode terbaik untuk pengolahan limbah medis seperti produk farmasi. Insenerator dapat menghancurkan limbah B3 harus memiliki efisiensi pembakaran dan  efisiensi penghancuran / penghilangan (Destruction Reduction Efisience) yang tinggi.

C.    Objek Pengolahan

Objek dari pengolahan limbah medis disuatu rumah sakit dengan metode insenerasi adalah produk – produk farmasi kadarluarsa serta kemasan produk farmasi yang berasal dari salah satu jenis limbah rumah sakit.

BAB IV

PEMBAHASAN

 A.    Pengertian Libah Farmasi pada Rumah Sakit

Limbah farmasi merupakan salah satu jenis sampah medis atau merupakan sampah berbahaya yang pengelolaannya harus diperhatikan. Beberapa contoh sampah farmasi adalah obat – obatan,vaksin,serum,yang tidak digunakan lagi,botol obat yang beresidu, dll.Limbah farmasi dapat berupa senyawa kimia toksik maupun non toksik, baik dalam bentuk padat, cair, maupun uap.

B.     Penanganan Limbah Medis pada Rumah Sakit

Ada beberapa cara yang dilakukan dalam penanganan  limbah medis diantaranya adalah :

1.       Chemical decontamination

2.       Steam autoclaving

3.       Inceneration

4.       Landfill

C.    Teknik Pengolahan limbah farmasi

Pengolahan Limbah Farmasi Berjumlah Kecil

a. Pembuangan Landfill

b. Encapsulation

c. Pemendaman yang aman di wilayah rumah sakit

d. Pembuangan ke saluran pembuangan atau selokan

f. Insenerasi

2.  Pengolahan Limbah Farmasi Berjumlah Besar

a. Encapsulation

b. Insenerasi

D.    Penanganan dan Metode Pengolahan Limbah Rumah Sakit pada Farmasi yang Paling Efektif dan Aman

Dalam pengelolaan limbah padat baik medis maupun non medis, rumah sakit diwajibkan melakukan pemilahan limbah dan menyimpannya dalam kantong plastik yang berbeda beda berdasarkan karakteristik limbahnya. Limbah domestik di masukkan kedalam plastik berwarna hitam, limbah infeksius kedalam kantong plastik berwarna kuning, limbah sitotoksic kedalam warna kuning, limbah kimia/farmasi kedalam kantong plastik berwarna coklat dan limbah radio aktif kedalam kantong warna merah. Disamping itu rumah sakit diwajibkan memiliki tempat penyimpanan sementara limbahnya sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam Kepdal 01 tahun 1995.

Dalam hal ini banyak fakta yang dapat kita temukan bahwa penanganan limbah medis lebih dominan menggunakan system inceneration, karena dari segi biaya lebih murah selain itu dapat mengurangi massa dan volume sehingga untuk penanganan berikutnya menjadi lebih mudah. Limbah dapat ditangani dalam waktu yang relatif lebih singkat daripada pengolahan secara biologi maupun sistem landfill dan area yang dibutuhkan relatif lebih kecil.

Pengelolaan limbah dengan menggunakan incinerator harus memenuhi beberapa persyaratan seperti yang tercantum dalam Keputusan Bapedal No 03 tahun 1995. Peraturan tersebut mengatur tentang kualitas incinerator dan emisi yang dikeluarkannya. Incinerator yang diperbolehkan untuk digunakan sebagai penghancur limbah B3 harus memiliki efisiensi pembakaran dan  efisiensi penghancuran / penghilangan (Destruction Reduction Efisience) yang tinggi.

Gambar alat insenerator

PRINSIP KERJA INCENERATOR

Proses insenerasi akan berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu:

1.      Tahapan pertama adalah  limbah atau sampah dalam sampah menjadi uap air, hasilnya limbah menjadi kering dan siap terbakar.

2.      Selanjutnya terjadi proses pirolisis, yaitu pembakaran tidak sempurna, dimana temperature belum terlalu tinggi.

3.      Fase berikutnya adalah pembakaran sempurna. Ruang bakar pertama digunakan sebagai pembakar limbah, suhu dikendalikan antara 400 C ~ 600 C. Ruang bakar kedua digunakan sebagai pembakar asap dan bau dengan suhu antara antara 600 C ~ 1200 C.

Suplay oksigen dari udara luar ditambahkan agar terjadi oksidasi sehingga materi-materi limbah akan teroksidasi dan menjadi mudah terbakar, dengan terjadi proses pembakaran yg sempurna, asap yg keluar dari cerobong menjadi transparan.

Proses Insinerator :

Insinerator dilengkapi mesin pembakar dengan suhu tinggi yang dalam waktu relative singkat mampu membakar habis semua sampah tersebut hingga menjadi abu. Pembakaran sampah ini digunakan dengan sistem pembakaran bertingkat (double chamber), sehingga emisi yang melalui cerobong tidak berasap dan tidak berbau, dan menggunakan sitem cyclon yang pada akhirnya hasil pembakaran tidak memberikan pengaruh polusi pada lingkungan.

Keseluruhan kinerja incinerator yang saat ini diterapkan di beberapa negara maju dapat dibagi pada beberapa tahapan proses yaitu :

1. Proses penyimpanan sampah dan pengumpanan sampah

2. Proses pembakaran;

3. Proses penanganan sisa pembakaran;

4. Proses pembersihan asap;

Skema Pengolahan Limbah Farmasi Rumah Sakit Dengan Insenerasi

Dalam ruang bakar utama proses karbonisasi dilakukan dengan “ defisiensi udara “ dimana udara yang dimasukkan didistribusikan dengan merata kedasar ruang bakar untuk membakar karbon sisa. Gas buang yang panas dari pembakaran, keluar dari sampah dan naik memanasinya sehingga mengasilkan pengeringan dan kemudian membentuk gas-gas karbonisasi. Sisa padat dari pembentukan gas ini yang sebagian besar terdiri atas karbon, dibakar selama pembakaran normal dalam waktu pembakaran. Pada ruang bakar ini secara terkontrol dengan suhu 800 – 1.0000C dengan sistem close loop sehingga pembakaran optimal. Distribusi udara terdiri dari sebuah blower radial digerakan langsung dengan impeller, dengan casing almunium  dan motor listrik, lubang masuk udara dari pipa udara utama didistribusikan ke koil.

Ruang Bakar Tingkat Kedua :

Ruang bakar tingkat kedua dipasang diatas ruang bakar utama dan terdiri dari ruang penyalaan dan pembakaran, berfungsi membakar gas-gas karbonisasi yang dihasilkan dari dalam ruang bakar utama. Gas karbonisasi yang mudah terbakar dari ruang bakar utama dinyalakan oleh Burner Ruang Bakar Dua, kemudian dimasukan udara pembakar, maka gas-gas karbonisasi akan terbakar habis. Ruang Bakar Dua bekerja seperti sebuah after burner, yaitu mencari, gas-gas yang belum terbakar kemudian membawanya kedalam temperatur lebih tinggi sehingga terbakar sampai habis, dimana suhunya mencapai 1.100 0C dengan sistem close loop sehingga optimal. Pemasukan sampah ke ruang pembakaran dilakukan secara manual atau menggunakan lift conveyor.

Panel Kontrol Digital :

Diperlukan suatu panel kontrol digital dalam operasionalnya untuk setting suhu minimum dan maksimum didalam ruang pembakaran dan dapat dikontrol secara “ automatic “ dengan sistem close loop. Pada panel digital dilengkapi dengan petunjuk suhu, pengatur waktu (digunakan sesuai kebutuhan), dan dilengkapi dengan tombol pengendali “burner dan “blower” dengan terdapatnya lampu isyarat yang memadai dan memudahkan operasi.

Cerobong Cyclon :

Cerobong cyclon dipasang setelah ruang bakar dua, yang bagian dalamnya dilengkapi water spray berguna untuk menahan debu halus yang ikut terbang bersama gas buang, dengan cara gas buang yang keluar dari Ruang Bakar Dua dimasukan melalui sisi dinding atas sehingga terjadi aliran siklon di dalam cerobong. Gas buang yang berputar didalam cerobong siklon akan menghasilkan gaya sentripetal, sehingga abu yang berat jenisnya lebih berat dari gas buang akan terlempar kedinding cerobong siklon. Dengan cara menyemburkan butiran air yang halus kedinding, maka butiran-butiran abu halus tersebut akan turun kebawah bersama air yang disemburkan dan ditampung dalam bak penampung. Bak penampung dapat dirancang tiga sekat, dimana pada sekat pertama berfungsi mengendapkan abu halus, pada bak selanjutnya air abu akan disaring, dan air ditampung dan didinginkan pada sekat ketiga, siap untuk dipompakan ke cerobong siklon kembali.

Dengan pembakaran sampah secara sempurna temperatur operasi relatif lebih tinggi, relatif lebih kecil hidrokarbon yang lolos ke luar cerobong, dan asap berwana bening, sehingga emisi dari gas buang tersebut ramah terhadap lingkungan.

BAB V

PENUTUP

 A.    KESIMPULAN

Rumah sakit merupakan salah satu upaya peningkatan kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan dan tempat praktik dokter yang juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, seperti ruang operasi, laboratorium, farmasi, administrasi, dapur, laundry, pengolahan sampah dan limbah, serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Selain membawa dampak positif bagi masyarakat, yaitu sebagai tempat menyembuhkan orang sakit, rumah sakit juga memiliki kemungkinan membawa dampak negatif. Dampak negatifnya dapat berupa pencemaran dari suatu proses kegiatan, yaitu bila limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik.

Salah satu limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit adalah limbah farmasi. Limbah farmasi yaitu salah satu jenis sampah medis atau merupakan sampah berbahaya yang pengelolaannya harus diperhatikan. Beberapa contoh sampah farmasi adalah obat – obatan, vaksin, serum, yang tidak digunakan lagi, botol obat yang beresidu, dll. Limbah farmasi dapat berupa senyawa kimia toksik maupun non toksik, baik dalam bentuk padat, cair, maupun uap.

Dari berbagai macam teknik pengolahan limbah farmasi, insenerasi merupakan teknik yang paling baik karena dari segi biaya lebih murah selain itu dapat mengurangi massa dan volume sehingga untuk penanganan berikutnya menjadi lebih mudah.

B. SARAN

Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada dilingkungan rumah sakit dan sekitarnya perlu kebijakan sesuai manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan kegiatan pengelolaan dan monitoring limbah rumah sakit sebagai salah satu indikator penting yang perlu diperhatikan dengan menggunakan metode pengolahan  yang tepat, efektif, dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

 

Al- Rasyid, Muh Ilham. 2011

“http ://pengolahan limbah/Penanganan dan Pengolahan Limbah Rumah Sakit.htm : Penanganan dan pengolahan Limbah Rumah Sakit”

Pruss A, dkk. Pengolahan Limbah Layanan Kesehatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 2002

Sakinah, Fitria. 2001

“http : //Pengolahan Limbah Rumah Sakit « Blog Archive « dwioktavia.htm : Pengolahan Limbah Rumah Sakit”

Teknik Isolasi dan Identifikasi Bakteri Neisseria gonorrhoeae pada Anggota Tubuh

Neisseria  gonorrhoeae

Seseorang yang terkena bakteri Neisseria gonorrhoeae di waktu kencingakan merasa  merasa sakit dan bernanah. Bila tidak mendapat pengobatan yang baik akan menjadi menahun, kadang-kadang kencingnya tidak lagi bernanah tetapi pada pagi hari tampak bercak kuning di celana dalam.

Bila gonore menyerang wanita kadang-kadang penderita tidak sadar karena tidak ada gejala khas yang berupa kencing nanah. Gonore pada wanita dapat menjalar sampai ke rahim, tabung rahim, indung telur, dubur, dan kadang-kadang dapat pula bersarang di kerongkongan.Wanita hamil yang menderita gonore bila melahirkan bayinya bisa buta bila tidak cepat diobati sakit mata bayi itu. Pada lelaki gonore yang tidak mendapat pengobatan sempurna dapat mengenai kelenjar prostat, dubur, dan persendian bahkan dapat menderita gonore kerongkongan dan lidah.

 

Isolasi dan Identifikasi bakteri Neisseria gonorrhoeae

Bahan yang digunakan pada pemeriksaan laboratorik untuk Gonococcus adalah berupa pus atau secret yang diambil dari urethra dan vagina, mata, serviks, prostat, mukosa, pharyng, rectum, mukosa tenggorokan dan kadang-kadang cairan urine dan darah bila ada gejala sistemik.

Pemeriksaan yang dilakukan :

  1. Pemeriksaan langsung dengan pengecatan gram
  2. Kultur
  3. Biokimia

Hari I :

a.       Pengambilan sampel secret vagina dan urethra.

–          Secret vagina

1.      Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien  tentang tindakan yang akan dilakukan

2.      Menyiapkan alat dan bahan

3.      Memasang sampiran

4.      Membuka atau menganjurkan pasien  menanggalkan pakaian bawah (tetap jaga privacy pasien)

5.      Memasang pengalas dibawah bokong pasien

6.      Mengatur posisi pasien  dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)

7.      Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan

8.      Memakai sarung tangan

9.      Buka labia mayora dengan ibu jari  dan jari telunjuk tangan yang tidak dominan

10.  Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dan tangan yang dominan sesuai kebutuhan

11.  Menghapuskan sekret vagina pada gelas obyek yang disediakan atau diberikan pada media transport carry and blair.

12.  Membuang kapas  lidi dalam keadaan bengkok

13.  Memasukkan gelas obyek dalam piring petri atau  ke dalam tabung kimia dan ditutup atau tutup botol media transport,

14.  Memberi label dan mengisi formulir  pengiriman  spesimen  untuk dikirim  ke laboratorium

15.  Membereskan alat

16.  Melepas sarung tangan

17.  Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkannya dengan handuk  bersih

–          Secret urethra

  1. Pasien diminta melepaskan celana yang menutupi bagian organ genitalnya dan diminta untuk tidur tertelentang.
  1. Bila pasien tidak disirkumsisi, tariklah preputium kearah pangkal.
  2. Dengan pincet, bersihkanlah glans penis dengan kain kasa steril yang dibasahi air garam fisiologis steril.
  3. Buanglah kain kasa bekas pakai ini ke dalam tempat sampah medis. Pincet yang telah dipakai diamsukkan ke dalam baskom yang berisi chlorin 0,5%.
  4. Masukkanlah kapas lidi yang telah dibasahi NaCl fisiologis steril sedalam kira-kira 1 cm sambil diputar untuk membersihkan orificium urthrae ecterna dan bagian distal dari urethra.
  5.  Buanglahkapas lidi ini ke tempat sampah medis.
  6. Pelan-pelan masukkanlah kapas lidi kedua yang dibasahi air garam fisiologis steril, kedalam urethra sampai sedalam kira-kira 2 – 3 cm sambil diputar searah jarum jam, kemudian sambil memutar, tarik kapas lidi tersebut pelan-pelan keluar.
  7.  Sapukanlah melingkar kapas lidi ini pada bagian tengah permukaansatu kaca benda bersih yang telah disiapkan. Biarkan terletak di meja sampai mengering.
  8. Buanglah kapas lidi kedua ini ke dalam tempat sampah medis.
  9.  Masukkanlah lidi kapas basah ketiga ke dalam urethra sampai sedalam kira-kira 2 – 3 cm sambil diputar searah jarum jam.
  10. Masukkanlah hapusan kapas lidi ketiga ini ke dalam medium transport carry and blair hingga seluruh bagian kapas terbenam dalam medium.
  11. Kemudian patahkanlah lidi tersebut dengan cara membakanya padaapi bunzen
  12. Tutuplah botol medium transport dengan rapat dan disegel
  13. Berikanlah label yang berisi data penderita pada botol medium tersebut
  14.  Fiksasilah preparat hapus tadi setelah kering.

b. Specimen ditanam pada media penyubur KPD atau langsung ditanamkan pada media Modified Thayer Martin Agar plate.

–          Specimen yang berasal dari vagina secret diambil dengan swab khusus, digulirkan pada permukaan agar MTM, biasanya digulirkan dengan bentuk zigzag.

–          Specimen yang berasal dari urethra secret diambil dengan oze, digores – goreskan pada permukaan agar MTM dengan cara seperti yang digunakan sehari – hari.

c. Masukkan kedalam kaleng anaerobic jar, yang ke dalam anaerobic jar itu dimasukkan kapas basah dan lilin menyala. Setelah kaleng anaerobic jar ditutup rapat, lilin padam, kemudian dimasukkan incubator 37oC selama 48 jam.

Hari II :

–          Pengamatan koloni pada media MTM

Koloni gonococci berbentuk cembung, berkilau, meninggi dan sifatnya mukoid berdiameter 1-5 mm. Koloni transparan atau pekat, tidak berpigmen dan tidak bersifat hemolitik.

–          Terhadap koloni tersangka yang ada pada MTM agar dilakukan :

1. Oxidase test

Reagenoksidase (larutan tetra methyl para phenylen diamin dihydrochlorida 0,5-1%) ditambahkan pada koloni tersangka. Positif bila terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda sampai merah lembayung.

2. Pengecatan gram terhadap koloni yang oxidase positif

Berbentuk seperti biji kopi, tersusun berpasangan (diplococcic), berwarna merah, sifat gram negative.

3. Koloni di subculture pada MTM agar plate atau chocolate agar plate, atau BAP, inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam tanpa atau dengan CO2 untuk proses identifikasi.

Hari III :

–          Koloni yang tumbuh pada media subculture dikerjakan :

Penanaman pada media gula – gula CTA (Cystine-tryptic digest agar) inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam tanpa atau dengan CO2. Dan pada Natrium Agar inkubasi pada suhu 35oC selama 24 jam.

Hari IV :

–           Dibaca pertumbuhan pada media gula – gula, hasilnya seperti pada table berikut :

Spesies Kuman Pembentukan Asam dari Pertumbuhan pada natrium agar, pada 35ᵒC
Glukosa Maltose Sukrosa
N.meningitis (meningococcus) + +
N.gonorrhoeae (Gonococcus) +
N.catarrhalis (Branhamella) +
N.sisca + + + +

Parasitologi Plasmodium

Plasmodium merupakan genus protozoa parasit. Penyakit yang disebabkan oleh genus ini dikenal sebagai malaria. Parasit ini sentiasa mempunyai dua inang dalam siklus hidupnya: vektor nyamuk dan inang vertebra. Setidaknya ada sepuluh spesies yang menjangkiti manusia. Beberapa spesies lain menjangkiti hewan, termasuk burung, reptilia dan hewan pengerat.

Genus Plasmodium  dekanalkan pada tahun 1885 oleh Marchiafava dan Celli dan terdapat lebih dari 175 spesies yang diketahui berada dalam genus ini. Genus ini pada tahun 2006 dirombak kembali karena terbukti parasit lain yang tergolong dalam genus Haemocystis  dan Hepatocystis  kelihatan terkait rapat dengan genus ini. Kemungkinan spesies lain seperti Haemoproteus meleagridis akan dimasukkan ke dalam genus ini setelah diperbaharui kembali.
Jenis inang pada mamalia tidak seragam. Dua puluh spesies menjangkiti primata; hewan pengerat di luar kawasan tropis Afrika jarang dijangkiti; beberapa spesies diketahui menjangkiti kelelawar, landak dan tupai; karnivora, pemakan serangga dan marsupial tidak pernah diketahui bertindak sebagai inang.
Pada tahun 1898 Ronald Ross membuktikan keberadaan Plasmodium pada dinding perut dan kelenjar liur nyamuk Culex. Atas penemuan ini ia memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 1902, meskipun sebenarnya penghargaan itu perlu diberikan kepada profesor Italia Giovanni Battista Grassi, yang membuktikan bahwa Plasmodium pada manusia hanya bisa disebarkan oleh nyamuk Anopheles.
 

Klasifikasi Plasmodium

Menurut wikipedia.org, urutan klasifikasi plasmodium adalah sebagai berikut:
Kingdom : Protista(Eukariot)
Kelompok : Protozoa (protista mirip hewan)
Filum : Apicomplexa
Kelas : Aconoidasida
Ordo : Haemosporida
Familia : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Dengan demikian berarti, Plasmodium adalah organisme sel tunggal yang mirip hewan, memiliki selubung inti sel, membentuk spora, dapat memasuki sel lain (eritrosit), dan menyebabkan malaria.

Biologi molekular

Semua spesies yang diteliti hingga kini mempunyai 14 kromosom, satu mitokondria dan satu plastida. Kromosom berkisar antara 500 kilobasa hingga 3,5 megabasa panjang. Dipercaya bahwa pola inilah yang ada pada keseluruhan genus.
Plastida ini, berbeda dengan apa yang terdapat pada alga, tidak digunakan untuk fotosintesis. Fungsinya tidak diketahui tetapi terdapat hipotesis bahwa mungkin menyebabkan pembiakan.
Pada tahap molekul, parasit merusak sel darah merah dengan menggunakan enzim plasmepsin – protease asam aspartat yang menguraikan hemoglobin.

Reproduksi

Pola pembiakan berselang seksual dan aseksual yang mungkin nampak membingungkan pada awalnya merupakan pola biasa pada spesies parasit. Kelebihan evolusi kehidupan jenis ini diketahui oleh Gregor Mendel.
Dalam keadaan baik pembiakan aseksual lebih baik daripada seksual karena parentalnya beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan dan keturunannya mewarisi gen ini. Berpindah kepada inang baru atau ketika masa sulit, pembiakan seksual biasanya lebih baik karena menghasilkan pengocokan gen yang rata-rata menghasilkan individu yang lebih menyesuaikan diri pada habitat baru. Faktor tekanan ini menyebabkan kebanyakan sel menjadi aktif.
 

Ciri Plasmodium secara umum

Anggota Plasmodium semuanya parasit salah satu contoh adalah Plasmodium falciparum, yang hidup pada manusia dan mengakibatkan penyakit malaria tropika.
Protozoa tidak memiliki alat gerak. Sifat yang membedakan adalah pada tahap zigot maupun bereproduksi membentuk spora. Dalam hidupnya Plasmodium mengalami dua fase siklus hidup yang masing-masing berada di dua organisme yang berbeda. Fase tersebut adalah fase di tubuh manusia dan fase di tubuh nyamuk.
Penyebaran Plasmodium yang menyerang manusia hanya dilakukan oleh nyamuk Anopheles.
Siklus Hidup Plasmodium Secara Umum
Siklus hidup Plasmodium amat rumit. Sporozoit dari liur nyamuk betina yang mengigit disebarkan ke darah atau sistem limfa penerima. Nyamuk dalam genus Culex, Anopheles, Culiceta, Mansonia dan Aedes mungkin bertindak sebagai vektor. Vektor yang diketahui kini bagi malaria manusia (lebih dari 100 spesies) semuanya tergolong dalam genus Anopheles. Malaria burung biasanya dibawa oleh spesies genus Culex. Siklus hidup Plasmodium diketahui oleh Ross yang menyelidiki spesies dari genus Culex.
Sporozoit berpindah ke hati dan menembus hepatosit. Tahap dorman bagi sporozoit Plasmodium dalam hati dikenal sebagai hipnozoit. Dari hepatosit, parasit berkembang biak menjadi ribuan merozoit, yang kemudian menyerang eritrosit.
Di sini parasit membesar dari bentuk cincin ke bentuk trofozoit dewasa. Pada tahap skizon, parasit membelah beberapa kali untuk membentuk merozoit baru, yang meninggalkan eritrosit dan bergerak melalui saluran darah untuk menembus eritrosit baru. Kebanyakan merozoit mengulangi siklus ini secara terus-menerus, tetapi sebagian merozoit berubah menjadi bentuk jantan atau betina (gametosit) (juga dalam darah), yang kemudiannya diambil oleh nyamuk betina.
Dalam perut tengah nyamuk, gametosit membentuk gamet dan menyuburkan satu sama lain, membentuk zigot motil yang dikenal sebagai ookinet. Ookinet menembus dan lepas dari perut tengah, kemudian membenamkan diri pada membran perut luar. Di sini mereka terbelah berkali-kali untuk menghasilkan sejumlah besar sporozoit halus memanjang. Sporozoit ini berpindah ke kelenjar liur nyamuk, di mana ia dicucuk masuk ke dalam darah inang kedua yang digigit nyamuk. Sporozoit bergerak ke hati di mana mereka mengulangi siklus ini.
Dalam beberapa spesies jaringan selain hati mungkin dijangkiti. Namun hal ini tidak berlaku pada spesies yang menyerang manusia.

Evolusi

Siklus hidup ini paling baik dipahami melalui segi evolusi. Dipercaya bahwa Plasmodium berubah dari parasit yang disebarkan melalui jalur tinja (orofekal) yang menjangkiti dinding usus halus. Pada satu tingkat parasit ini mengembangkan kemampuan untuk menjangkiti hati. Pola ini dapat dilihat pada genus Cryptosporidium yang terkait jauh dengan Plasmodium.
Pada satu tingkat leluhur Plasmodium mengembangkan kemampuan menjangkiti sel darah dan terselamat dan menjangkiti nyamuk. Bila jangkitan nyamuk telah mantap jangkitan melalui jalur tinja (orofekal) sebelumnya lenyap.
Plasmodium berkembang sekitar 130 juta tahun yang lalu. Masa ini bersamaan dengan perkembangan angiosperma (tumbuhan berbunga) yang cepat. Perkembangan ini pada angiosperma dipercaya disebabkan oleh sekurang-kurangnya satu kejadian penyalinan genom. Kemungkinan peningkatan dalam bunga mendorong kepada peningkatan jumlah nyamuk dan hubungan mereka dengan vertebra.
Selain darah, nyamuk hidup memakan madu. Hidangan darah hanya diperlukan oleh nyamuk betina sebelum bertelur karena kandungan protein dalam madu amat rendah.
Nyamuk berubah di Amerika Selatan sekitar 230 juta tahun yang lalu. Kini terdapat lebih dari 3.500 spesies nyamuk yang diketahui tetapi hingga kini evolusi mereka tidak banyak diketahui sehingga pengetahuan kita mengenai evolusi Plasmodium tetap kurang.
Pada masa kini dipercayai bahwa reptilia merupakan kelompok pertama yang dijangkiti oleh Plasmodium diikuti oleh burung. Pada satu ketika primata dan hewan pengerat turut dijangkiti kemungkinan dari spesies burung. Spesies lain yang dijangkiti selain kelompok ini kemungkinan kejadian yang baru berlaku.
Pada masa kini, sekuens DNA tersedia untuk kurang dari 60 spesies dan kebanyakan dari spesies yang menjangkiti inang pengerat atau primata. Pola jangkitan yang dicadangkan hanya bersifat spekulatif dan mungkin direvisi bila sekuens DNA lanjut dari spesies tambahan diperoleh.
Spesies Plasmodium yang menyerang manusia
Spesies Plasmodium yang menyerang manusia termasuk:
1.      Plasmodium falciparum
Adalah protozoa parasit, salah satu spesies plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Protozoa ini masuk pada tubuh manusia melalui nyamuk anopheles betina. P. Falciparum menyebabkan infeksi paling berbahaya dan memiliki tingkat komplikasi dan mortalitas malaria tertinggi. Penyebab malaria tersiana maligna.
Hospes perantara dari P. Falciparum adalah manusia dan hospes definitifnya adalah nyamuk anopheles betina. Jenis Plasmodium ini hanya ditemukan di daerah tropis. Merupakan jenis Plasmodium yang paling berbahaya (malaria tropika tertiana maligna atau serebral).
P. Falciparum memiliki beberapa bentuk yaitu:
·         Bentuk trofozoit. Saat tropozoit, badan berbentuk cincin kecil kecil dengan ukuran 1atau10 – 3atau10 ukuran dari eritrosit atau sekitar 2µ dan berwarna merah.
·         Bentuk Skizon muda mengisi sampai setengah eritrosit berbentuk agak bulat, inti telah membelah tapi belum diikuti oleh sitoplasma, pigmen malaria mulai tampak. Skizon tua sitoplasma hampir memenuhi eritrosit hingga tiga per empat. Inti membelah sebanyak 8-24 buah, tampak merozoit, pigmen malaria menggumpal.
·         Bentuk gemetosit. Saat Mikrogametosit, berbentuk seperti pisang atau ginjal, tampak lebih gemuk, plasma berwarna merah muda, inti lebih besar dan tidak padat, pigmen malaria tersebar diantara inti.  Saat Makrogamet, berbentuk seperti pisang ambon, plasma warna biru, inti kecil padat, letak ditengah, pigmen tersebar disekitar inti.
P. Falciparum memiliki masa inkubasi sekitar sembilan hingga empat belas hari. Gejala awal yang ditimbulkan oleh P. Falciparum adalah sakit kepala, punggung, ekstremitas mual, muntah, dan diare ringan. Jika serangan berlanjut akan menyebabkan gejala berat yaitu demam tidak teratur, keringat banyak, gelisah, mual, denyut nadi tidak teratur, limpa dan hati membesar, anemia, gagal ginjal, serta koma. Gejala demam timbul secara tidak teratur. Penderita mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
 
P. Falciparum dalam eritrosit

 
Siklus hidup P. Falciparum
Keterangan:
1.      Fase di tubuh Manusia ( Fase Aseksual)
Ketika nyamuk Anophles  menggigit, dikeluarkan air liur pencegah pembekuan darah. Bersama dengan itu, didalam air liur nyamuk terdapat sel-sel Plasmodium yang pipih bentuknya, bergerak, disebut sporozoit. Sprorozoit masuk ketubuh, ikut aliran darah hingga mencapai sel-sel hati atau sistem limfa.
Didalam sel-sel hati, prorozoit membelah dengan cepat membentuk banyak sekali sel-sel baru yang disebut merozoit. Merozoit dapat menginfeksi sel-sel hati yang lain, membentuk meroziod baru dalam jumlah besar akibatnya sel-sel hati banyak yang rusak.
Selain itu merozoid juga menginfeksi sel-eritrosit. Di dalam eritrosit ini merozoid juga membelah dengan cepat membentuk merozoid baru. Akibatnya eritrosit rusak pecah, mengeluarkan merozoid baru. Saat itu dikeluarkan racun yang meracuni tubuh, menyebabkan demam malaria. Merozoid yang dikeluarkan akan mencari eritrosit baru. Demikianlah, siklus pemebntukan merozoid berulang setiap 48 jam, 72 jam atau tidak tentu sesuai dengan jenis plasmodium.
2.      Fase di tubuh nyamuk (fase seksual)
Plasmodium memasuki fase seksual jika merozoid tumbuh menjadi sel penghasil gamet(gametosit). Ada dua tipe gametosit yaitu mikro gametosit atau sel penghasil gamet jantan, dan makro gametosit atau sel penghasil gamet betina.
Gametosit tidak mampu menghasilkan gamet jika berada dalam tubuh manusia atau nyamuk jantan. Gametosit mampu menghasilakn gamet dalam tubuh nyamuk Anopheles.
Jika tubuh penderita digigit nyamuk anopheles betina, gametosit masuk ke dalam usus nyamuk. Mikro gametosit menghasilkan mikro gamet, sedangkan makro gametosit menghasilkan makro gamet. Pelebular mikro gamet dan makro gamet membentuk zigot, yang menembus dinding usus nyamuk.
Di dalam dinding usus nyamuk, zigot tumbuh menjadi oosit, yakni bentuk kista yang berdinding tebal untuk perlindungan. Oosit membentuk ribuan spororzoid, yang bergerak menuju kelenjar liur nyamuk. Sporozoid ini dapat ditularkan ke orang lain. Sel-sel sporozoid ini masuk ke dalam darah manusia, mencari mangsa sel-sel eritrosit, demikian seterusnya.
2.      Plasmodium vivax
P. vivax adalah salah satu dari empat spesies parasit malaria yang umumnya menyerang manusia. P. vivax dibawah oleh nyamuk Anopheles betina. Penyebab malaria tersiana benigna(pernisiosa).
P. vivax terdapat di daerah sub tropis, tropis, dan dingin. Sehingga penyebarannya cukup luas. Seperti P. palchiparum, P. vivax juga memiliki dua hospes yaitu manusia dan nyamuk. Siklus hidup tidak jauh beda dengan P. Falciparum. Ada stadium tidak aktif dalam hati selama beberapa waktu. Setelah bereplikasi di dalam sel hati, P. vivax akan berkembang biak aseksual di dalam eritrosit. P. vivax memiliki masa inkubasi antara 12 hingga 17 hari, tapi ada yang lebih dari 9 bulan.
Dalam siklus hidupnya P. vivax memiliki beberapa bentuk:
·         Trofozoit muda:
Eritrosit membesar, P. vivax berbentuk cincin, inti berwarna merah, sitoplasma berwarna biru, mulai terdapat titik schuffner pada eritrosit.
·         Trofozoit tua :
Sitolasma hampir memenuhi seluruh eritrosit, pigmen menjada semakin nyata.
·         Mikrogametosit:
Sitoplasma hampir memenuhi seluruh eritrosit, inti difus ditengah, pigmen tersebar.
·         Makrogametozit:
Sitoplasma bulat hampir memenuhi seluruh eritrosit, inti padat biasanya berada ditepi eritrosit
·         Skizon muda:
Inti telah membelah lebih dari satu, pigmen tersebar pada eritrosit.
·         Skizon tua:
Inti 12-24, pigmen berkumpul ditengah,
Gejala klinis yang ditimbulkan oleh P. vivax adalah demam, suhu badan mencapai 40,6 oC, menggigil, anemia, splenomegali(perbesaran limpa). Gejala demam timbul setiap 48 jam atau 72 jam. Gejala dapat timbul secara mendadak.
 
 
P. vivax dalam darah
3.      Plasmodium ovale
Adalah spesies protozoa parasit yang menyebabkan malaria tertian pada manusia. Spesies ini berhubungan dekat dengan Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax, yang menyebabkan kebanyakan penyakit malaria. Parasit ini lebih langka daripada dua parasit lainnya, dan tidak seberbahaya P. falciparum.
Plasmodium ovale hidup di daerah tropis. Hospes dan siklus hidup mirip dengan P. falciparum. Morfologi saat trofozoit padat dengan kromatin besar, pigmen coklat gelap. Saat skizon, matang dengan 6-14 merozoit dengan inti besar berpigmen coklat gelap. Saat gametosit membulat hingga oval, padat memenuhi eritrosit.
 
Plasmodium ovale dalam darah
4.      Plasmodium malariae
Adalah protozoa parasit yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia dan hewan. P. malariae berhubungan dekat dengan Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax, yang menyebabkan kebanyakan infeksi malaria. Menyebabkan malaria kuartana benigna.
P. malariae menyebabkan malaria kuartana (malaria malariae). Sama dengan Plasmodium falciparum, memiliki dua hospes (definitif nyamuk Anopheles sebagai perantara manusia). Hidup di daerah tropis maupun sub tropis. Gejala demam setiap 4 hari sekali.
Morfologi
•         Trofozoit muda
            Sel darah merah tidak membesar, berbentuk cincin
•         Bentuk pita
            Sitoplasma seperti pita, pita melebar, inti membesar, pigmen kasar tersebar
•         Makrogametosit
Sel darah merah tdk membesar, sitoplasma bulat, inti padat, batas jelas, letak ditepi
•         Mikrogametosit
Sel darah merah tdk membesar, sitoplasma bulat, inti difus ditengah pigmen kasar terbesar
•         Skizon muda
            Inti kurang dari 8,pimen kasar dan tersebar
•         Skizon tua
            Inti berjumlah 8-12 tersusun sperti bunga, pigmen berkumpul ditengah
Gejala klinis, demam setiap 4 hari sekali, spenomegali, anemia, komplikasi nefrosi(gangguan ginjal).
 
P. malariae pada darah.

Penyakit Malaria

Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropik, misalnya di Amerika, Asia dan Afrika.
Ada empat type plasmodium parasit yang dapat menginfeksi manusia, namun yang seringkali ditemui pada kasus penyakit malaria adalah Plasmodium falciparum and Plasmodium vivax. Lainnya adalah Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae.
Tanda dan Gejala Penyakit malaria
Masa tunas atau inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat atau anemis, hati serta limpa membesar, air kencing tampak keruh atau pekat karena mengandung Hemoglobin (Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan.
Namun demikian, tanda yang klasik ditampakkan adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala. Pada usia anak-anak serangan malaria dapat menimbulkan gejala aneh, misalnya menunjukkan gerakan atau postur tubuh yang abnormal sebagai akibat tekanan rongga otak. Bahkan lebih serius lagi dapat menyebabkan kerusakan otak.
Penggolongan Manifestasi Penyakit Malaria
Ada beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain :
•         Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga.
•         Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat.
•         Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
•         Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.
Menegakkan Diagnosa Penyakit Malaria
Dengan adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta tampak oleh Tim kesehatan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium (khususnya pemeriksaan darah) untuk memastikan penyebabnya dan diagnosa yang akan diberikan kepada penderita.
Pengobatan Penyakit Malaria
Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang timbul maupun lebih berfokus pada hasil laboratium maka dokter akan memberikan beberapa obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah pemberian obat untuk menurunkan demam seperti paracetamol, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya membantu kesembuhan.
Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan penyakit malaria di dunia. Namun ada beberapa penderita yang resisten dengan pemberian Chloroquine, maka beberapa dokter akan memberikan antimalaria lainnya seperti Artesunate-Sulfadoxineataupyrimethamine, Artesunate-amodiaquine, Artesunat-piperquine, Artemether-lumefantrine, dan Dihidroartemisinin-piperquine.

Pencegahan Penyakit Malaria

Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat Chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria. Memanfaatkan kelambu pada saat tidur. Menggunakan obat pengusir nyamuk seperti obat nyamuk bakar, obat nyamuk semprot. Menggunakan kawat anti nyamuk di lubang ventilasi atau jendela. Bagi yang akan mengunjungi daerah malaria dianjurkan minum obat anti malaria sebagai pencegahan yaitu salah satunya primakuin dosis 0,5mg/KgBB/hari ( sebaiknya konsultasi dengan dokter).

Hematologi

Hematologi adalah cabang kedokteran internal, fisiologi, patologi, pekerjaan laboratorium klinis, dan pediatri yang berkaitan dengan studi darah, darah-membentuk organ, dan penyakit darah. Hematologi mencakup studi etiologi, diagnosis, prognosis pengobatan, dan pencegahan penyakit darah. Pekerjaan laboratology yang masuk ke studi tentang darah sering dilakukan oleh teknolog medis. Darah dokter juga sangat sering melakukan studi lebih lanjut dalam onkologi – pengobatan medis kanker.

Darah penyakit””mempengaruhi produksi darah dan komponen-komponennya, seperti sel darah, hemoglobin, protein darah, mekanisme koagulasi, dll

Dokter khusus dalam hematologi dikenal sebagai Darah. Pekerjaan rutin mereka terutama mencakup perawatan dan pengobatan pasien dengan penyakit hematologi, meskipun beberapa juga dapat bekerja di laboratorium hematologi melihat film slide darah dan sumsum tulang di bawah mikroskop, menafsirkan berbagai hasil tes hematologi.

Di beberapa institusi, Darah juga mengelola laboratorium hematologi. Dokter yang bekerja di laboratorium hematologi, dan paling sering mengatur mereka, yang patolog spesialis dalam diagnosis penyakit hematologi, disebut sebagai hematopathologists. Darah dan hematopathologists umumnya bekerja bersama untuk merumuskan diagnosis dan memberikan terapi yang paling tepat jika diperlukan. Hematologi adalah subspesialisasi kedokteran internal yang berbeda, terpisah dari tetapi tumpang tindih dengan subspesialisasi onkologi medis. Darah dapat mengkhususkan diri lebih lanjut atau memiliki kepentingan khusus, misalnya dalam:

  • mengobati gangguan perdarahan seperti hemofilia dan idiopatik purpura thrombocytopenic
  • mengobati malignacies hematologi seperti limfoma dan leukemia
  • mengobati hemoglobinopathies
  • dalam ilmu transfusi darah dan pekerjaan dari bank darah
  • dalam sumsum tulang dan transplantasi sel induk

(Hematologi berasal dari kata Yunani ἁίμα (”Haima”) yang berarti “darah” dan λόγος (”logo”), akar yang biasa digunakan untuk menunjukkan suatu bidang studi.)

Tes Dasar Umum Hematologi Klinik Hematologi

Dalam sebuah laboratorium klinis departemen hematologi melakukan tes yang berbeda-beda pada darah. Tes yang paling umum dilakukan adalah hitung darah lengkap (CBC) juga disebut hitung darah lengkap (FBC). Studi koagulasi darah adalah khusus sub-hematologi; dasar tes koagulasi umum adalah waktu protrombin (PT) dan waktu tromboplastin parsial (PTT). Tes umum lain hematologi pada tingkat sedimentasi eritrosit (ESR).

By syafitrianispurbani Dikirimkan di Hematologi

Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang

Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Semarang berada di Kampus III Poltekkes Semarang yang berada di Jalan Wolter Monginsidi No. 155 Pedurungan Semarang. Prodi DIII Analis Kesehatan  merupakan prodi baru yang dibuka pada tahun 2009 setelah Keperawatan, Kebidanan, Keperawatan Gigi, Kesehatan Lingkunga, Gizi, Radiologi.

Jurusan Analis Kesehatan merupakan jurusan yang menciptakan tenaga profesional di bidang laboratorium. Analis kesehatan atau pranata laboratorium adalah bagian dari profesi di bidang kesehatan. Analis kesehatan merupakan petugas yang bekerja di laboratorium untuk melakukan pemeriksaan lab sebagai menegakkan diagnosa dokter.

Seorang analis harus memiliki ketrampilan dan tanggung jawab yang tinggi dalam pemeriksaan sampel. Hal ini berhubungan dengan adanya risiko yang fatal jika terjadi kesalahan. Profesi apapun sudah semestinya dilakukan dengan ketulusan. Seperti juga menjadi seorang analis yang berhubungan dengan nyawa manusia. Mata kuliah yang harus dikuasai terdiri dari Hematologi, Kimia Klinik, Parasitologi, Bakteriologi, Sitohistoteknologi, Analisa Kimia Makanan, Analisa Air, Biologi Molekuler, Kimia Farmasi, Kimia Analitik, Imunoserologi.